setia ...
kesetian dan saling mempercayai adalah modal untuk mempertahankan suatu hubungan... bagi para bloggers yang gak setuju,,, boleh kritik n saran.a ea, oke..!!!!!!!!!!!!??
Senin, 08 Oktober 2012
Senin, 25 Juni 2012
PUISI ULANG TAHUN
Di malam yang penuh arti dan makna ini...
Bawalah api semangatmu agar menyala sepanjang masa...
Karna kini kamu adalah sekuntum bunga yang sedang mekar...
Aromamu menebar harum semerbak mewangi...
Yang akan mengundang banyak kumbang datang..
Bawalah api semangatmu agar menyala sepanjang masa...
Karna kini kamu adalah sekuntum bunga yang sedang mekar...
Aromamu menebar harum semerbak mewangi...
Yang akan mengundang banyak kumbang datang..
Yang akan mengundang banyak kumbang datang..
Di malam ulang tahun mu ini,,,
Aku coba tuk berdoa kepada allah,,
Agar allah mengabadikan cinta diantara kta,,
Ya... Allah..
Jadikanlah dia bagian dari hidup ku,,
Karena hanya dialah gadis yang benar2 ku cintai...
....Happy Birthday Chayank ku.....
**Semoga panjang umur & sehat selalu**
Minggu, 15 April 2012
Tentang Cinta
Inikah yang dinamakan cinta..,, jika melihat orang yang kita sayang hati ini berdebar indah... ketika ia tersenyum kita pun ikut bahagia... ohhh, Tuhan bantulah aku untuk selalu menghadirkan senyum itu di bibirnya.... karene dia lah orang yang aku sayang.
Sabtu, 17 Maret 2012
Rasa Takut
Setiap orang pasti pernah merasakan takut,, entah it rasa takut karna apa ? yang pasti rasa takut itu sangat mengganggu... jika rasa takut itu tidak dihilang maka hidup ini seperti kita sedang dihantui untuk selalu terpuruk kejurang yang paling dalam.
Sabtu, 03 Maret 2012
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
PENDAHULUAN
Dunia Industri selalu menghubungkan pemikiran kita kepada
sebuah prosedur input, proses,
output. Data merupakan sebuah input yang pada akhirnya akan menjadi sebuah informasi melalui sebuah
proses sistem manajemen yang biasa disebut Database Management System (DBMS).
Data mudah untuk didapatkan. Tetapi, informasi susah untuk
dicari. Proses mengubah
data menjadi
informasi perlu melalui sebuah sistem yang memiliki kompleksitas yang tinggi.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menjadi perangkat utama pencetak informasi
untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahan.
Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk
melangsungkan roda industrinya.
Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan
yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
manufaktur perlu memiliki sebuah sistem informasi yang dikhususkan pada
departemen atau bagian manufaktur. Hal ini diperlukan untuk membentuk proses bisnis
yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.
Nilai sebuah informasi lebih berharga daripada nilai
investasi. Oleh karena itu, dalam membuat sebuah informasi diperlukan sebuah
sistem yang dapat membuat sebuah informasi yang tepat dan akurat. Sistem Informasi Manajemen perlu didefinisikan lebih detail
untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik, khususnya untuk kegiatan
produksi (manufaktur).
Sistem Informasi Manufaktur dapat mendukung kegiatan manufaktur secara
keseluruhan untuk menghasilkan produk yang baik dari segi waktu, biaya dan
kualitas.
Sistem informasi manufakturing yang berkembang sekarang ini adalah Enterprise
Resource Planning (ERP) yang menggabungkan sistem manufacturing resource planning (MRP
II) dengan sistem akuntansi dan keuangan.
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) termasuk dalam kerangka
kerja Sistem Informasi
Manajemen (SIM) secara keseluruhan. SIMa lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam
sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi,
dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
Definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang kompleks
yang melibatkan berbagai variasi
sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian,
pemasaran,
mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses, production control, pengiriman material, support
service, dan customer service.
Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang
bekerja dalam hubungannya dengan sistem
informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen perusahaan dalam pemecahan
masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya
tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi
produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian
proses untuk memproduksi barang atau jasa Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi Sistem perencanaan
manufaktur, Rencana produksi, Rencana tenaga
kerja, Rencana kebutuhan bahan baku dan Sistem pengendalian manufaktur.
Bagan
Arus Data menjadi Informasi untuk SIMa
A.
Input
Data Internal perusahaan merupakan data intern sistem keseluruhan
yang mendukung
proses pengolahan
data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM),
material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti
transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari
luar perusahaan (environment)
yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Contoh data eksternal adalah data pemasok
(supplier), kebijakan pemerintah, listrik, dll. Data-data ini biasanya
berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal
hingga akhir proses.
B.
Proses
Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan
dengan Database Management
System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana data yang ada harus dijamin
akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya bagi pemakai.
Kegiatan
yang terjadi di dalam manajemen data adalah :
1.
Pengumpulan (pendokumentasian) data
2.
Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3.
Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
4.
Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
5.
Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi
memerlukan proses khusus
dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan industri yang bersangkutan. Apabila
kita belum mengetahui keinginan informasi dari pihak eksekutif, pengolahan data
yang ada dapat menimbulkan cost yang inefektif dan inefisiensi.
C.
Output
Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu
diklasifikasikan berdasarkan
beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output data menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan
kualitas, dimana ketiganya ini tidak meninggalkan
unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
D.
Persediaan
Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang
ada dalam perusahaan baik
yang disimpan
ataupun akan dibutuhkan. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding,
safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input. Subsistem persediaan
biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory).
Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan perusahaan, namun kedua
proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam subsistem persediaan.
Dalam proses pembelian, pihak manajemen informasi perlu
mendokumentasi proses pemilihan
pemasok hingga kedatangan material dari pemasok untuk kemudian diproses didalam
lantai produksi. Proses
pembelian perlu diperhitungkan dengan mempertimbangkan korelasi antara pembelian dan penyimpanan.
Apabila jumlah penyimpanan kecil, maka frekuensi pembelian diperkirakan semakin
banyak (dengan kuantitas produk yang sedikit) dan biaya semakin besar,. Namun
apabila jumlah penyimpanan besar, maka frekuensi pembelian sedikit (dengan
kuantitas produk yang banyak) dan biaya dapat ditekan, tapi biaya penyimpanan juga
bertambah.
E.
Produksi
Definisi dari subsistem
produksi adalah segala hal yang bersangkut paut dengan proses yang terjadi di setiap stasiun kerja
ataupun departemen. Informasi yang perlu untuk user adalah penjadualan produksi (scheduling)
dan transaksi (transaction) antar stasiun kerja.
Penjadualan produksi perlu memperhitungkan data demand dan
kapasitas produksi. Data
ini biasanya diambil dari pihak marketing yang mengetahui peramalan
pasar mendatang,
sehingga produk tidak terlalu banyak ataupun terlalu disedikit diproduksi. Selain berhubungan dengan
pihak marketing, penjadualan
produksi berhubungan dengan
pihak Human Resource dalam hal jumlah karyawan yang bekerja, kualifikasi karyawan, shift kerja ,dll.
Meski jumlah karyawan sedikit, apabila kualifikasi baik, maka hasil produksi pun
berkualitas. Oleh karena itu, performance pekerja menentukan penjadualan produksi. Bill of Material (BOM)
berhubungan sekali dengan penjadualan
produksi. Hubungan erat
antara penjadwalan
dan persediaan dapat direlasikan melalui BOM.
Tingkat persediaan
akan mempengaruhi jadual produksi, sehingga BOM setiap produk perlu dirinci agar tidak terjadi
keterlambatan produksi. Keterlambatan komponen setiap produk dapat dilihat dari hasil
pengolahan data, sehingga setiap kesalahan dapat diperbaiki untuk periode penjadualan
berikutnya. Keterkaitan
antar stasiun kerja perlu didukung oleh sistem yang baik. Just In Time (JIT) yang dipublikasikan
oleh Jepang, menjadi sistem yang cukup terkenal di perusahaan besar karena adanya proses
informasi yang akan mengurangi keterlambatan pengiriman produk ke stasiun kerja
berikutnya (sistem kanban).
Dalam SIMa pun perlu didokumentasikan setiap proses
transaksi (arus ambil, terima, retur
antar stasiun kerja) yang terjadi untuk menjaga kemungkinan terjadi kesalahan pengiriman, kerusakan pada
waktu pengiriman, dll. Proses transaksi pun perlu mengatur sistem dokumentasi
penyimpanan WIP dan barang jadi yang akan diproses lebih lanjut agar produk tersebut
terhindar dari kerusakan maupun hal-hal yang tidak diinginkan.
F.
Kualitas
Kualitas sebuah produk sangat ditentukan oleh keinginan
konsumen. Konsumen memiliki
standar kepuasan yang diterjemahkan ke dalam spesifikasi, dan spesifikasi tersebut menjadi tolok ukur
kualitas sebuah produk. Dokumentasi spesifikasi produk yang dihasilkan dapat menjadi tolok ukur kualitas proses
produksi yang sedang berjalan saat ini.
Informasi mengenai spesifikasi produk yang ada saat ini pun dapat menjadi
pemikiran strategis
untuk kebijakan perusahaan di masa mendatang.
G.
Biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada.
Tujuan perusahaan manufaktur
secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah
sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Maksudnya, dalam
menghasilkan informasi
untuk setiap subsistem memerlukan biaya yang besar dan sekaligus ada biaya yang dapat direduksi dari
hasil informasi yang didapatkan dari sistem yang ada.
KOMPUTER SEBAGAI BAGIAN DARI SITEM FISIK
Sistem informasi manufaktur menggunakan komputer baik secara
konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam sistem
produksi fisik. Adapun yang termasuk dalam komputer sebagai bagian dari sistem fisik
adalah :
A.
Computer Aided Design (CAD)
Program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu
produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh
garis‐garis maupun simbol‐simbol yang memiliki makna
tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD yang lebih sering disebut Computer Aided
Engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk yang
dimanufaktur. CAD digunakan untuk merancang segala
sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan jembatan hingga bagian‐bagian kecil, memperbaiki gambar dengan
menghaluskan garis.
Setelah rancangan itu dimasukkan kedalam komputer, engineer dapat
menempatkan rancangan itu pada berbagai pengujian
untuk mendeteksi titik‐titik lemah, CAD bahkan dapat membuat bagian‐bagian tersebut
bergerak seperti sedang digunakan. Ketika rancangan itu selesai, perangkat lunak CAD dapat mempersiapkan
spesifikasi rinci yang diperlukan
untuk memproduksi produk itu yang disimpan dalam database rancangan. CAD telah berevolusi dan terintegrasi
dengan perangkat lunak CAE dan Integrasi itu dimungkinkan karena perangkat lunak
CAD saat ini kebanyakan merupakan aplikasi gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling yang
memungkinkan memvisualisasikan komponen dan
rakitan yang kita buat secara realistik dan mempunyai properti seperti massa, volume, pusat
gravitasi , luas permukaan dll. Contoh
Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.
B.
Computer Aided Manufacturing
(CAM)
Penerapan komputer dalam proses produksi dimana mesin yang
dikendalikan komputer seperti
bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari database rancangan.
Otomatisasi perusahaan sekarang ini disertai teknologi CAM, karena
produksi dapat berlangsung lebih cepat dan tepat
dibandingkan bila menerapkan tenaga manusia
seutuhnya
sehingga memungkinkan berkurangnya sisa bahan produksi yang tidak berguna. CAM biasanya digunakan oleh
para insinyur dan arsitek dalam penerapannya.
C. Robotik (Industrial Robots/IR)
Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik industrial.
Alat yang secara otomatis menjalankan tugas‐tugas
tertentu dalam proses manufaktur yang memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat
kualitas yang
tinggi,
juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti melakukan pekerjaan di tempat yang
bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot kurang
maksimal.
KOMPUTER SEBAGAI SISTEM INFORMASI
A. Sistem
Pemesanan Kembali ( ReOrder Point/ROP)
Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi,
komputer diberikan tugas
mengendalikan persediaan. Pendekatan reaktif yg sederhana yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai
tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat
barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan barang dan sistem yang
mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik
pemesanan kembali (re‐order point/ROP). Beberapa istilah dalam ROP antara lain :
Stock‐out : kehabisan persediaan
Lead time : waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan
Safety stock : persediaan aman
Perusahaan biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama
sekali, dengan demikian selalu ada kesempatan bagi
perusahaan untuk melakukan kegiatannya sambil menunggu pengiriman dari pemasok yang
belum datang, atau penggunaan stok akan dikurangi selama jangka lead time. Jika
kekosongan stok terjadi, perusahaan tidak dapat menjalankan proses produksinya yang mengakibatkan
perusahaan rugi. Dengan pengukuran yang teliti, maka
bisa dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi ekstra atau sering disebut safety
stock.
B.
Material Requirement Planing
(MRP)
MRP dikembangkan pada tahun 1960‐an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company.
MRP adalah suatu strategi material
proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan tanggal yang dibutuhkan. MRP
mempunyai 4 komponen meliputi :
1.
Sistem penjadwalan produksi
menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu
produksi terpanjang.
2.
Sistem MRP menguraikan tagihan
material. Mengubah kebutuhan bruto menjadi kebutuhan netto.
3. Sistem
perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem MRP utk menjaga produksi dalam kapasitas pabrik.
Menghasilkan output, melaporkan dan merencanakan jadwal pemesanan.
4. Sistem
pelepasan pesanan menghasilkan laporan untuk lantai kerja dan pembelian.
Manfaat MRP bagi perusahaan :
1.
Perusahaan dalam mengelola materialnya secara lebih efisien
2.
Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang
3.
Perusahaan mengetahui kebutuhan material di masa depan
4.
Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.
C. Manufacturing Resource Planning (MRP II)
Sistem MRP II
mengintegrasikan semua proses didalam manufaktur yang berhubungan
dengan manajemen material. MRP II juga berhubungan dengan sub sistem CBIS
lain.MRP II jug abertukar data dengan sub sistem informasi akutansi yang
terlibat dalam arus material, entry pesanan, penagihan, piutang dagang,
pemeblian, penerimaan, hutang dagang dan buku besar.
a.
Penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Pengurangan dapat diperkirakan terjadi
dalam persediaan barang dalam proses dan barang jadi, peralatan pabrik dapat
dimanfaatkan lebih baik, antrian di pusat – pusat kerja dapat ditemukan,
danpemeliharaan peralatan dapat dijadwalkan dengan lebih baik.
b.
Perencanaan prioritas yang lebih baik. Jumlah waktu yang diperlukan unuk
menenmpatkan pekerjaan ke dalam produksi dapat dikurangi, dan jadwal produksi
dapat lebih mudah dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan kebutuhan
pelanggan.
c.
Pelayanan pelanggan yang meningkat. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi tanggal
pengiriman yang dijanjikan dapat ditingkatkan, dantersedia peluang untuk
kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih murah.
d.
Semangat kerja pegawai meningkat.
Para pegawai dapat memperoleh keyakinan dalam sistem, yang menghasilkan
koordinasi dan komunikasi antar departemen yang lebih baik.
e.
Informasi manajemen yang lebih baik. Manajemen dapat menggunakan output sistem
untuk memperoleh pandangan yang lebih baik mengenai sistem produksi fisik dan
untuk mengukur kinerja sistem itu. Selain itu, eksekutif dan manajer perusahaan
dari semua area fungsional dapat membuat perencanaan jangka panjang yang lebih
baik.
D.
Pendekatan Just in Time (JIT)
Pada pertengahan tahun 1980‐an para manajer Amerika Serikat
mempelajari manajemen Jepang
dan teknik organisasi untuk mendapatkan kunci keberhasilan penjualan mereka.
Salah satu teknik tersebut adalah just in
time (JIT). JIT menjaga arus bahan ke pabrik agar sampai yang terendah dengan cara
menjadwalnya agar saat tiba di workstation (stasiun kerja) ”just in time” (tepat waktu). JIT berusaha
untuk meminimalkan biaya inventarisasi dengan cara memproduksi dalam jumlah yang lebih
kecil. Lot size (ukuran tumpukan) yang ideal akan menjadi satu dalam sistem JIT. Satu
unit akan bergerak dari workstation ke workstation berikutnya sampai produksinya
selesai.
Pengaturan waktu menjadi kunci Penting saat Pasokan bahan mentah
datang dari pemasok sebelum
penjadwalan produksi mulai, tidak ada inventarisasi bahan mentah yang perlu dibicarakan. Jumlah bahan mentah yang
sedikit diterima sekaligus, karena mungkin pemasok melakukan beberapa kali pengiriman
selama satu hari. Kebalikannya dengan MRP yang menekankan perencanaan jangka panjang
dan membutuhkan penggunaan komputer, maka JIT menekankan pengaturan waktu dan
penggunaan tanda non komputer karena cukup menggunakan ”kanban” yang berarti
kartu. Tujuan JIT adalah meminimalkan biaya persediaan dan penanganan (keamanan dan
asuransi).
Langganan:
Postingan (Atom)